Powered By Blogger

Laman

Senin, 01 September 2014

Cerita Lucu dan Menyenangkan

PENGALAMAN LUCU DAN MENYENANGKAN (1) Pengalaman ini terjadi sekitar tahun 1996 ketika kami dalam perjalanan pulang dari Cikarang ke Bandung. Di dalam mobil berisi 4 penumpang, nama-nama mereka masih segar dalam ingatanku : Liling Halim, Dadang, Nandang dan saya sendiri. Saya bertiga adalah muslim, dan bos saya, Liling Halim seorang Protestan (kl tdk salah). Saat itu adalah bulan puasa Ramadhan, dan saya yakin diantara kami, hanya sayalah yang berpuasa saat itu. Kebetulan ketika memasuki daerah Bogor, waktu sudah menjelang maghrib, saya minta ijin untuk berhenti dan membeli minuman, tapi bos saya langsung mengerti maksudku dengan mengatakan, “Tenang saja Gi(panggilan saya Mugi atau Mugiono, ini karena susahnya org mengucapkan nama saya),…kamu mau buka puasa kan ? “ katanya dengan penuh keyakinan. “ Ya pak,..” jawabku, “ Nanti kita berhenti di rumah makan” Tidak berapa lama kemudian kami sampai di RM Rindu Alam. Tempatnya cukup bagus untuk ukuran seperti saya, berada di sebelah kanan dari arah Jakarta. Ternyata RM Rindu Alam sudah penuh sesak. Sambil duduk kami ngobrol berempat menunggu pelayan yang akan menghampiri kami. Saya inisiatif pergi ke toilet untuk buang air kecil dan cuci muka. Melihat saya melintas di depan orang-orang dan pakaian saya rapi, merka (para calon pembeli) memanggil saya dan mengatakan bahwa kami hendak memesan menu-menu yang ada karena utk segera buka puasa. Bukan hanya satu dua yang datang pada saya, melainkan banyak. Saya jadi kikuk dan dengan sopan saya yakinkan pd mereka bahwa saya bukan pelayan. Saya sama seperti mereka hendak pesan makanan. Akhirnya saya ke toilet. Selesai dari toilet saya ceritakan pengalaman tadi kepada bos . Apa komentarnya? Kamu memang ada bakat Gi.... Kami semua tertawa Kalau sdh begitu, tdk ada batas sosial di antara kami Baik itu bos maupun atasan saya Jika mengingat peristiwa ini saya ingat semua kenangan ketika bekerja di Cikarang . Banyak sekali pengalaman yang sejenis ini dan belumsempat saya tuylis. Saya menyesal sampai sekarang tidak pernah lagi bertemu atau berhubungan dengan mereka Ngudiyono, 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar